SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

Masih ingatkah kata-kata dari bapak proklamator kita? Bapak Ir.Soekarno "Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang. Setiap anak bangsa pastilah mempunyai cita-cita dan pendidikan adalah salah satu sarana untuk mencapai cita-cita tersebut. Sayangnya pendidikan di Indonesia masih mencerminkan berbagai macam problematika yang harus segera dipecahkan demi tercapainya kualitas pendidikan yang layak bagi anak-anak Indonesia dalam menghadapi persaingan era globalisasí.

Bisa kita lihat pendidikan di Indonesia telah melewati beberapa pergantian kurikulum, tetapi apakah itu sudah cukup untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia? Tentu saja kita harus sama-sama mengkaji ulang apakah tujuan dari pendidikan itu sendiri? Sehingga kita semua mengerti dengan cara apa kita memberi pendidikan yang layak bagi anak-anak bangsa Indonesia.

Banyak cerita tentang pendidikan di Indonesia salah satunya pembahasan tentang sistem pembelajaran di sekolah masih terbatas pada pengajaran mata pelajaran yang sudah ada secara baku dan wajib untuk diikuti oleh semua siswa.

Baca Juga : RPP IPA Kelas 8

Einstein pernah berkata "setiap orang adalah jenius", Selain itu pepatah mengatakan "jika menilai kemampuan ikan dalam memanjat pohon, selamanya ikan itu akan terlihat bodoh dan tidak akan pernah mampu", Itu sama halnya dengan sistem pembelajaran yang ada di Indonesia. Di mana di sebuah kelas yang berisi lebih dari 20 orang anak dengan memiliki kelebihan, kebutuhan, bakat, dan cita-cita yang berbeda namun diajar dengan sebuah cara yang sama dan dinilaí dengan cara yang sama.

Ketika proses pembelajaran berlangsung mereka dibentuk mengikuti cara pembelajaran dan mengikuti mata pelajaran yang sudah ditentukan. Menjadikan proses pembelajaran sebuah kompetisi untuk mendapatkan nilai A.

Fakta sesungguhnya setiap anak memiliki cara dan kegemaran yang berbeda dalam mengikuti proses pembelajaran. Di awal pendidikan seharusnya siswa diajarkan bukan hanya untuk mengembangkan skill dan belajar konten kurikulum yang spesifik. Tetapi juga diajarkan mengenai pendidikan moral, bagaimana cara mengembangkan kepribadian sepenuhnya, belajar mengetahui dunia luar, mengenal mata pelajaran secara luas juga kehidupan sosial.

Beberapa mata pelajaran seperti matematika masih dianggap lebih penting dibandingkan mata pelajaran lainnya, menganggap minat terhadap bahasa dan seni merupakan pelajaran yang seharusnya dikembangkan di luar proses belajar di kelas. Di dalam kelas masih terasa sulit untuk menerima keragaman siswa. Sebagai contoh di Indonesia masih terbatasnya sekolah dengan sistem kelas inklusi bahkan masih banyak yang menganggap anak berkebutuhan khusus harus dipisahkan dan masuk ke sekolah luar biasa. Hal tersebut adalah cermin masih adanya diskriminasi terhadap siswa. dikarenakan standar-standar yang ada.

Selain beberapa permasalahan di atas Pendidikan para pendidik wajib mendapatkan pelatihan sebaik mungkin pendidik diharapkan untuk kreatif,inovatif, kritis,dan mandiri sehingga pendidik dapat mengantarkan para siswanya kepada keberhasilan sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Tidak lupa para pendidik juga seharusnya mendapatkan kesejahteraan yang memadahi selain untuk menghargai jasa mereka dalam menyentuh hati anak bangsa juga sebagai cara untuk menghindarkan keterlibatan para pendidik dengan praktik ketidakjujuran dan kecurangan selama proses belajar mengajar.

Seharusnya kita bisa memulai belajar dari negara yang sudah maju di dunia pendidikan seperti Finlandia. Mengapa negara tersebut bisa menjadi negara yang memiliki kualitas pendidikan terbaik di dunia?

Finlandia sebuah negara yang menyandang predikat pendidikan terbaik di dunia. Di Finlandia hanya memiliki 6 mata pelajaran inti yang semuaya terbungkus dengan kata orientation. Mata pelajaran tersebut mengajak siswa untuk mulai memperoleh kemampuan menjelajah dan memahami fenomena-fenomena alam yang ada di sekitar mereka. Sehingga dalam proses belajar tidak hanya terjadi di dalam kelas, hakikatnya siswa tidak belajar isi buku-buku tetapi berinteraksi dengan ilmu-ilmu tersebut.

Selain itu prinsip kurikulum Finlandia adalah non- discrimination and equal treatment yang berarti tidak ada diskriminasi dan mendapatkan perlakuan yang sama. Adanya kelas heterogen di mana di dalamnya terdapat berbagai macam siswa dengan segala minat, bakat, dan kebutuhannya. Di negara tersebut juga meminimalisasi ujian juga tidak adanya rangking sebagai alat pengukur kepintaran siswa.

Seorang guru di Finlandia merupakan sebuah profesi yang diidamkan oleh para pemuda. Seleksi untuk mengajar di sebuah sekolah sangat ketat, calon guru dengan ijazah S-1 hanya 5% dan dengan ijazah S-2 20%. Dengan seleksi guru yang ketat, terjadilah guru-guru yang berkualitas yang dapat mendampingi proses belajar para siswa.

Diharapkan Indonesia dapat segera memperbaiki sistem pendidikan yang ada. Agar anak-anak Indonesia mendapatkan pendidikan yang layak secara merata.

Proses belajar menjadi menyenangkan bagi setiap siswa. Pendidikan tidak hanya menjadi tempat mengejar nilai atau predikat semata, melainkan menjadi wadah untuk mengeksplorasi bakat dan kemampuan yang ada dí dalam diri mereka, menjadi tempat mereka membentuk karakter sebaik mungkin yang sesuai dengan budí luhur bangsa Indonesia. Sehingga setiap anak di Indonesia dapat meraih cita-cita apa pun minat, bakat, dan latar belakangnya. Hal tersebut memang tidaklah mudah diperlukan kerja sama berbagai lapisan masyarakat dan kepedulian terhadap dunia pendidikan bangsa Indonesia. Maka darí itu marilah memilíki rasa tanggung jawab yang sama untuk memajukan pendidikan di Indonesia karena anak-anak kita adalah generasi penerus bangsa.